Friday, September 08, 2006
Calon Presiden AS 2008 itu pernah jadi warga Menteng Dalam
Calon Presiden AS 2008 itu pernah jadi warga Menteng Dalam
Kiriman email dari Aditya Heru Wardhana tgl. 19 Juli 2006
Kisah Barack Obama alias Barry di Indonesia menarik untuk dijelajahi. Setelah berpuluh-puluh tahun meninggalkan Jakarta dan terbang ke AS, Barry masih ingat dengan kandang ayam. Maklum, ayah tiri Barry, Lolo Soetoro, sangat senang dengan ayam aduan.
Barry saat ini menjadi senator AS dari negara bagian Illinois. Pria keturunan AS-Kenya ini sekarang disebut-sebut sebagai calon Presiden AS tahun 2008. Dia akan bersaing dengan Hillary Rodham Clinton dalam konvensi Partai Demokrat.
Suatu waktu, Barry pernah mengaitkan penularan flu burung dengan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam memelihara ayam. Dia teringat saat tinggal di kawasan Menteng Dalam, Jakarta Selatan, banyak tetangganya yang memelihara ayam di pekarangan dan sekitar rumah.
Nama Barack Obama moncer di AS. Sementara di kawasan Menteng Dalam, Jakarta Selatan, Barack dikenal dengan nama Barry. Dulu, tahun 1968-1970, jalan-jalan di kawasan Jl. KH Ramli, Menteng Dalam -- daerah yang ditinggali Barry -- masih belum beraspal. Rumah Barry pun terletak di gang sempit.
Selama sekitar 3 tahun, 1968-1970, Barry tinggal di sebuah rumah cukup bagus berluas tanah sekitar 300 meter persegi. Rumah milik Lolo Soetoro Mangunharjo, ayah angkatnya, ini beralamatkan di Jl. KH Ramli Tengah nomor 16 RT 011/16. Hingga saat ini, rumah ini masih kokoh berdiri.
Barry saat ini menjadi senator AS dari negara bagian Illinois. Dia yang sempat bersekolah SD di Jakarta selama empat tahun ini (3 tahun di SD Asisi, 1 tahun di SD 04 Besuki) ini sekarang disebut-sebut sebagai calon Presiden AS tahun 2008. Dia akan bersaing dengan Hillary Clinton
dalam Konvensi Partai Demokrat.
Menurut Zulfan Adi, mantan tetangga dan teman sepermainan Barry, kawasan Jl. KH Ramli pada tahun itu masih belum seramai sekarang. Saat ini, kawasan ini sungguh luar biasa padat. Akses jalan menuju kawasan ini juga sempit, pas untuk dua mobil saat berpapasan.
Bahkan, jalan menuju rumah Barry lebih sempit lagi, hanya muat untuk satu mobil. "Gang ini dari dulu ya seperti ini, tidak ada perubahan apa-apa sampai sekarang. Bedanya, dulu jalan tanah, sekarang sudah diaspal," ujar Zulfan Adi.
Adi sangat mengenal Barry. Rumah Adi hanya terpaut sekitar 20 meter dari rumah Barry. Hingga saat ini, Adi pun masih tinggal di rumah lamanya yang ditempati sejak tahun 1968 itu bersama ibu kandungnya. Adi masih sangat ingat tentang Barry kecil.
"Kami sering bermain dan bercanda," ujar Adi yang saat ini mengelola warung internet (warnet) di kawasan Menteng Dalam ini. "Dulu dia punya buaya. Kita sering menggodanya dengan kura-kura," kenang Adi.
Menurut Adi, dirinya bersama Rony Amir (sekarang karyawan Bank Mandiri) sangat sering bermain bersama Barry. "Dulu di sini masih sepi. Jadi, teman-teman saat itu ya masih sedikit. Teman-teman sepermainan ya kita-kita saja," ujar Adi, yang pernah menjadi Ketua RT 011/16 ini.
Saat itu, kawasan Jl. KH Ramli belum dipenuhi rumah seperti sekarang. Dulu masih banyak lahan kosong. Yang sering dilakukan Barry dan teman-teman saat itu adalah main perang-perangan. Istilah 'hutan asisi' yang saat itu dikenal teman-teman sepermainan ya tanah lapang di kawasan ini. Namun, saat ini tanah lapang yang dijadikan tempat bermain ini sudah tak tampak lagi.
Rony Amir mengaku, dalam bermain, Barry sangat disiplin. "Kalau bermain hanya waktu sore saja. Sepulang sekolah, dia tidak langsung main," ujar Rony yang bernostalgia bersama Adi tentang Si Barry. Saat bercerita, kedua teman Barry ini kadang-kadang tertawa karena mengingat kisah kecil Barry.
"Dulu badannya tinggi besar, rambut keriting. Bagi kami, anak ini aneh aja, lucu. Jarang ada orang seperti itu," ujar Adi.
Baik Adi dan Rony, tidak pernah memasuki rumah Barry. "Tidak pernah. Kita segan, karena ibunya bule," ujar Adi. Meski begitu, menurut Adi dan Ronny, rumah Barry saat ini masih belum banyak berubah. Hanya lantai saja yang sudah diganti oleh pemilik rumah yang baru.
Rumah peninggalan Barry saat ini sudah berpindah tangan. Rumah ini sudah
bukan milik Lolo Soetoro, tapi sudah menjadi milik Ivan.
"Saya belum mengubah bentuk rumah. Saya hanya mengganti lantai saja. Dindingnya pun masih asli dari dulu, tidak berubah sama sekali," ujar Ivan. Adi dan Rony juga membenarkan bahwa rumah yang pernah ditinggali Barry ini tidak berubah bentuk sama sekali.
"Bentuknya masih belum berubah. Pagar rumah ini juga masih seperti dulu," ujar Rony sambil menunjuk pada pagar rumah bercat coklat tua itu. Pagar rumah Barry ini terbuat dari besi. Bangunan rumahnya berlantai dua di bagian belakang.
Junino Jahja (47) termasuk sahabat yang memiliki kenangan berkesan bersama Barack Obama di masa kecil. Selama sepekan terakhir, Junino selalu teringat dengan sahabatnya, yang dikenal dengan nama Barry itu. Junino berteman dengan Barry karena satu sekolah di SD (Percobaan) 04 Besuki, Jakarta Pusat. Memang, Junino tidak satu kelas dengan Barry. Junino satu
kelas di atas Barry. "Seingat saya, dia kelas lima, saya kelas enam. Tapi, kalau tidak salah lho ya," ujar Junino.
Tapi, menurut Junino, bisa jadi dirinya kelas 5, sementara Barry kelas 4. Menurut informasi Onny Padmo, teman sekelas Barry, pada tahun 1971, Barry masuk kelas 4 dan hanya satu tahun. Saat Onny naik kelas 5, Barry sudah tidak ada lagi.
Junino mengenal dekat Barry saat sama-sama aktif di Pramuka. "Saya kenalnya di Pramuka. Saat itu, kita sudah di penggalang," aku pria yang kini menjabat Deputi Pengawasan Internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini saat berbincang-bincang dengan detikcom, Kamis (6/7/2006).
Barry termasuk anak yang suka kegiatan Pramuka. Kegiatan-kegiatan tali temali, menyanyi, dan sebagainya selalu diikutinya. "Hanya saja, dia keteteran kalau sudah ada kegiatan fisik, seperti lari-lari. Dia agak lambat, karena badannya sangat gemuk. Dulu gemuk sekali," ujar
mantan salah seorang direktur di PT Indosat ini.
Yang tidak terlupakan, setiap Barry mengikuti kegiatan Pramuka di sekolah, selalu membawa makanan. Ibu Barry selalu membekali Barry dengan makanan-makanan enak, seperti cokelat. "Saat di sekolah, Barry sering membagi-bagikan cokelat itu kepada saya dan teman-teman," kenang Junino.
Di mata Junino, Barry merupakan anak yang mengedepankan disiplin. Ketika waktu pulang sekolah, Barry langsung pulang, tidak bermain seperti anak-anak sebaya saat itu.
Barangkali ini juga pengaruh pendidikan orangtuanya. Ibunda Barry, Ann Dunham adalah bule asal Amerika Serikat, dan ayah tirinya, Lolo Soetoro Mangunharjo merupakan tentara berpangkat kolonel yang juga pegawai di Pertamina. "Setiap pergi dan pulang sekolah, Barry selalu diantar dan dijemput oleh ibunya," kata Junino.
Saat pertama kali mengenal Barry, Junino dan teman-teman juga sempat bertanya-tanya, mengapa kok Barry berambut keriting dan berkulit hitam, padahal ibunya orang bule, sedang bapaknya orang Indonesia. Saat itu, Junino dan kawan-kawan belum mengetahui bahwa ayah kandung Barry adalah orang Kenya, Afrika yang berkulit hitam.
Berteman dengan Barry, kata Junino, cukup menyenangkan. Orangnya easy-going. Barry sangat pandai bergaul. Seingat Junino, bahasa Indonesia Barry juga cukup lumayan. "Kita ngomong bahasa Indonesia kok," ujar dia. Barry juga seorang humoris, suka bercanda, pokoknya menyenangkan.
Saat akan meninggalkan Indonesia, Barry sempat menyampaikan kalimat berpisah kepada teman-temannya. "Saya mau pindah ke Amerika. Mudah-mudahan bisa ketemu lagi," kata Barry saat itu. Menurut Junino, ucapan selamat tinggal itulah yang paling terakhir dia dengar.
Setelah Barry pindah ke Amerika, Junino tidak pernah berkomunikasi lagi. Informasi tentang Barry juga tidak pernah Junino dapatkan. Dia juga baru saja mengetahui bahwa Barry saat ini menjadi senator AS. "Hebat bener orang ini. Padahal dulu, orangnya santai-santai saja, jauh dari kesan serius," ujar dia.
Sebagai teman dekat, Junino juga berharap Barry bisa datang ke Indonesia. "Saya kesulitan mendapatkan kontak dia. Semoga dia bisa datang ke Indonesia dan kami bisa bertemu lagi," harap Junino.
Semoga saja Barry terpilih sebagai Presiden AS pada pemilu 2008 nanti...